Tak Terasa Sudah 74 Tahun #17Agustus2019
September 27, 2019
Tujuh puluh empat tahun sudah negara ini merdeka.
Indonesia, kini usiamu tak lagi muda, jika kita ingat kembali pesan nenek
moyang bahwa “kelak kamu akan berjuang jauh lebih keras, karna
lawanmu bukan penjajah melainkan bangsamu sendiri”. Mungkin, itulah
alasannya mereka disebut nenek moyang, karna mampu menerawang masa depan atau
mungkin mereka sudah belajar dari pengalaman?
Entahlah! Tapi bukankah sudah semestinya kita
berjuang untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. Jika tahun-tahun lalu saya
berkontribusi dengan membuat illustrasi, mengikuti kegiatan sosial, kini
kumencoba memaknainya melalui sudut pandang yang lain.
Upacara. Berada dilingkungan pendidikan membuat saya
tak bisa lepas dari kegiatan satu ini. Mungkin awalnya menggerutu, harus bangun
pagi dan berdiri tegak dengan pakaian adat atau perjuangan. Iyah, kostum
upacara kali ini mewajibkan seperti itu. Ribet? Hmm, mungkin lebih tepatnya
karna tak terbiasa saja.
Namun, ternyata setelah beberapa menit upacara
dimulai, perlahan hati inipun terasa damai. Perjuanganku tahun ini hanya bangun
pagi dan mengenakan busana khas daerah, jauh lebih ringan jika dibandingkan
dengan pejuang yang telah gugur. Indonesia, tetaplah Indonesia. Negara yang
selalu bisa membuatku jatuh hati dan bangga padanya.
Rasanya, sudah tak ada lagi alasan untuk
bermalas-masalan. Kita punya PR (Pekerjaan Rumah) untuk membangun bangsa.
Namun, bagaimana bisa jika bangun pagi saja tak suka. Bukankah, membangun
bangsa dimulai dari diri kita sendiri? Menjadikan diri sebagai SDM (Sumber Daya
Manusia) yang unggul bahkan bermanfaat untuk sesama, itulah dasarnya.
Apapun profesinya tentu kita turut andil didalamnya.
Termasuk dunia pendidikan yang seharusnya mampu mencetak para penerus bangsa
yang siap berjuang dimasa akan datang. Susahnya mencetak generasi baru yang
hebat membuatku sadar, bahwa pendidikan bukanlah hal sepele. Ibaratnya, “jika
dokter salah mengasih obat, maka satu pasien yang merasakan. Tapi jika guru salah
menyampaikan ilmu, maka satu generasi yang menanggungnya”.
0 comments