Atlantis Land, Kemeriahan Jazz Traffic 2019

October 01, 2019


Konsep baru, suasana baru, tempat baru untuk menikmati indahnya musik. Acara jazz tahunan di Surabaya telah dihelat tepatnya pada tanggal 14-15 September 2019. Kali ini bukan ditengah kota, berbeda dengan biasanya, 9 tahun diselenggarakan dan baru sekarang mereka membuat hal baru.

Atlantis Land Surabaya, menjadi saksi kemeriahan JazzTraffic 2019. Tempat yang luas dan penuh dengan wahana berhasil disulap menjadi panggung musik jazz yang apik. Sapa yang menyangka dapat menikmati konser dipandu dengan bermain wahana. Lokasi yang agak jauh dari tengah kota memang sempat menjadi kendala, terutama transportasi.

Padatnya tempat parkir, kurang efisien, dan beragam alasan lainnya membuatku tak ingin membawa transportasi umum selama acara ini berlangsung. Namun, tahun ini berbeda. Berdasarkan dari pengalaman hari pertama (14 September 2019), kesusahan mendapatkan transportasi online untuk pulang, alhasil hari kedua kumemutuskan untuk membawa kendaraan pribadi.

Aslinya enggak terlalu susah, tapi harganya semakin lama, semakin menguras kantong. Padahal jaraknya terbilang tidak terlalu jauh. Syukurlah, keberuntungan masih ada dan berpihak, jadi dihari pertama masih bisa pulang menggunakan transportasi online dengan harga yang masuk akal.

Terlepas dari itu semua, Jazz Traffic 2019 tetap memiliki kenangan yang indah. Ditahun inilah kudapat bertemu (lagi) beberapa musisi favorit seperti Tulus dan Raisa (sayang tidak ada Isyana). Tapi yang paling berkesan adalah dapat berjumpa dengan Pamungkas dan Danilla. Karya kedua musisi tersebut sangatlah unik ditambah performance totalitas membuatnya terlihat semakin mempesona. Alasan paling simple kenapa kumenyukai kedua musisi tersebut, selain karyanya yang indah, mereka juga menjadi diri sendiri. Baik diatas panggung atau dikehidupan sehari-hari.

Musisi yang lain juga tak mau kalah meriah, Nidji hadir dengan vokalis barunya. Gak nyangka vokalis barunya dapat bermain saksofon juga. Kini Nidji memiliki ciri khas baru. Penampilan santai namun memikat dari Letto juga mampu membuat para penonton baper perlahan :P Penutupan Jazz Traffic 2019 diisi oleh musisi legendaris, tak lain dan tak bukan Dewa 19 feat Ari Lasso  & Dul Jaelani. Sungguh indah. Perpaduan musik terasa sekali kala itu.

Semua kemeriahan Jazz Traffic 2019 tak terlepaskan juga dari kekurangannya, tak ada yang sempurna di dunia ini. Sekalipun sudah berusia 9 tahun, tapi ini sebuah konsep baru. Jarak antar panggung yang jauh, membuat penonton harus segera berlali untuk dapat melihat musisi favoritnya. Akhirnya tak dapat bertemu beberapa musisi (favorit), seperti Tompi, Didi Kempot, Endah & Resa, dan lainnya.

Sayangnya lagi terdapat satu panggung yang terbilang kecil, yang waktu itu dibuat Tompi perform. Sehingga penonton tak dapat melihat musisinya apalagi mencoba mendekat, sudah terlalu penuh. Ditambah panggung utama Bistar memiliki jarak yang cukup jauh dengan penonton. Terdapat batas (kolam) antara keduanya. Sound dibagian kanan panggung juga kurang bagus, sangat tidak nyaman berada disebelahnya.

Musik tetaplah music, mau bagaimanapun kita selalu memiliki cara untuk menikmatinya. Kekurangan dapat membuat acara ini jauh lebih sempurna dikemudian hari. Terima kasih untuk konsep barunya, megah memang. Terima kasih juga telah membuat para pecinta musik dapat menikmati musik favoritnya bersama musisinya secara langsung. Semoga kita bisa berjumpa ditahun depan, Jazz Traffic 2020 (1 Dekade). Kita tunggu kejutanmu berikutnya.














Sumber Foto :

You Might Also Like

0 comments